Sikap amanah berupa ketaatan akan menjalankan semua perintahNya dan menjauhi laranganNya Di manakah amanah kepada?


وعن بن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلّم قال: كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعيّتِهِ, والأميرُ راعٍ, والرّجُلُ راعٍ على أهلِ بيتِهِ, والمرأةُ رَاعِيَّةٌ على بيتِ زوجِها وَوَلَدِهِ, فكلّكم راعٍ وكلّكم مسئولٌ عنْ رَعِيَّتِهِ. (متفق عليهArtinya :
“Dari Ibnu Umar r.a., Rasulullah saw. bersabda:“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang kepala negara adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya…” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Amanah itu dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Amanah terhadap Allah Swt.
Amanah ini berupa ketaatan akan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Allah wt. berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ ﴿ ٢٧

Artinya :

”Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad), dan (juga) janganlah kalian mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (Q.S. al-Anfal/8: 27)

Contoh amanah kepada Allah Swt. yaitu menjalankan semua yang diperintahkan dan meninggalkan semua yang dilarangnya.

b. Amanah terhadap sesama manusia.
Amanah ini meliputi hak-hak antar sesama manusia. Misalnya, ketika dititipi pesan atau barang, maka kita harus menyampaikannya kepada yang berhak. Allah Swt. berfirman:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا …… ﴿ ٥٨

Artinya :

“Sesungguhnya Allah Swt. menyuruh kamu untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya… ” (Q.S. an-Nisa/4: 58)

c. Amanah terhadap diri sendiri.
Amanah ini dijalani dengan memelihara dan menggunakan segenap kemampuannya demi menjaga kelangsungan hidup, kesejahteraan, dan kebahagiaan diri. Allah Swt. berfirman:

وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ ﴿ ٨

Artinya :

“Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya ”(Q.S. al-Mu’minμn/23: 8)

Perilaku Amanah dalam Kehidupan Sehari-hari dapat diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan
sebagai berikut.

  1. Menjaga titipan dan mengembalikannya seperti keadaan semula. Apabila kita dititipi sesuatu oleh orang lain, misalnya barang berharga, emas, rumah, atau barang-barang lainnya, maka kita harus menjaganya dengan baik.
  2. Menjaga rahasia. Apabila kita dipercaya untuk menjaga rahasia, baik itu rahasia pribadi, rahasia keluarga, rahasia organisasi, atau rahasia negara, maka kita wajib menjaganya supaya tidak bocor kepada orang lain.
  3. Tidak menyalahgunakan jabatan. Jabatan adalah amsnah yang wajib dijaga. Apabila kita diberi jabatan apapun bentuknya, maka kita harus menjaga amanah tersebut.
  4. Memelihara semua nikmat yang telah diberikan oleh Allah Swt. berupa umur, kesehatan, harta benda, ilmu, dan sebagainya.

C. Istiqomah
Istiqomah berarti sikap kukuh pada pendirian dan konsekuen dalam tindakan. Dalam makna yang luas, istiqomah adalah sikap teguh dalam melakukan suatu kebaikan, membela dan mempertahankan keimanan dan keislaman, walaupun menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan.

Istiqomah terwujud karena adanya keyakinan akan kebenaran dan siap menanggung risiko. Istiqomah dapat membantu kita untuk membentuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, kita sebagai pelajar harus memberi contoh yang baik kepada siapa saja dalam kehidupan kita sehari-hari.Allah Swt. berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿ ١٣

Amanah:  Jalan Sukses,  Bahagia dan Berkah

Oleh: Asyari

Semua  akad-akad yang dipakai di lembaga keuangan syariah merupakan akad yang memiliki sifat amanah. Artinya, akad dimana nasabah mempercayakan kepada  bank untuk memproduktifkan dana dan bank juga memberikan kepercayaan kepada  dunia usaha untuk memproduktifkan  dana melalui pembiayaan yang diberikan.

Dalam al-Quran, kata amanah ditemukan dalam beberapa surat, seperti; alBaqarah ayat 283, an-Nisa’ ayat.50, an-Anfal ayat 28, alAhzab ayat 72 dan alMukmin ayat 7.

Pada surat alBaqarah ayat 283, pembicaraan amanah dalam kontek hutang piutang yang mengandung makna amanah dalam membayar hutang (membayar tepat waktu). an-Nisa’ ayat.50, amanah dalam kontek pemerintahan yaitu menyampaikan amanah kepada yang berhak. an-Anfal ayat 28, berkaitan larangan Allah terhadap orang yang mengkhianati  amanah. alAhzab ayat 72, amanah hanya  diterima  oleh manusia dan bumi, serta langit menolaknya. Terkahir  di dalam surat alMukmin ayat 7,  Allah menjelaskan bahwa  kunci keberuntungan dan kesuksesan orang mukmin dalam hidupnya adalah  menjaga amanah.

Menurut Sahmiar Pulungan (2006), ajaran amanah dalam al-Quran memiliki tujuan; (a). Menciptakan kerjasama yang baik antar sesama, (b). Kunci kemakmuran dan kejayaan suatu bangsa, (c). Menjadi perekat sosial  yang mampu membentuk   jaringan antara lapisan masyarakat.

Allah telah memerintahkan kita untuk menjalankannya dalam firman-Nya: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya.(An-Nisa`: 58)
Rasulullah SAW memerintahkan setiap muslim untuk selalu menjaga amanah yang diberikan kepadanya : “Tunaikanlah amanat terhadap orang yang mengamanatimu dan janganlah berkhianat terhadap orang yang mengkhianatimu.” (HR. Ahmad dan Abu  bank Daud).

Allah di samping menyebutkan di dalam firman-Nya perintah untuk menjalankan amanah, juga menyebutkan kepada kita larangan untuk berbuat khianat. Sebagaimana tersebut dalam firman-Nya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan janganlah kalian mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepada kalian, sedang kalian dalam keadaan mengetahui. ” (Al-Anfal: 27).Bahkan Allah memberitakan kepada kita dalam ayat-Nya bahwa mengkhianati amanah adalah sifat orang-orang Yahudi, yang kita dilarang untuk meniru akhlak mereka. Hal ini sebagaimana tersebut dalam firman-Nya: “Dan di antara mereka (orang-orang Yahudi) ada orang yang jika kamu memercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya.”(Ali‘Imran:75).
Begitu pula Rasulullah memberitakan kepada kita bahwa mengkhianati amanah adalah sifat orang-orang munafik. Sebagaimana dalam sabdanya “Tanda-tanda orang munafiq ada tiga: Jika berbicara berdusta, bila berjanji tidak menepati janjinya, dan apabila diberi amanah mengkhianatinya. ” (HR. Muttafaqun ‘alaih).

Dampak Melalaikan Amanah

Rasulullah SAW menggambarkan orang-orang yang tidak memegang amanah sebagai bukan orang yang beriman dan tidak memiliki agama. Bahkan lebih jauh lagi, orang-orang yang selalu melanggar amanat digambarkan sebagai orang munafik. “Tidak beriman orang yang tidak memegang amanat dan tidak ada agama orang yang tidak menepati janji.” (HR. Adailami)  dan “Tanda orang munafik itu ada tiga macam : jika berbicara ia berdusta, jika berjanji dia mengingkari dan jika diberi kepercayaan dia khianat.” (HR. Ahmad)

Dalam skala kehidupan, baik mikro maupun makro, Sikap amanah akan memberikan dampak positif bagi diri pelaku, perusahaan, masyarakat bahkan negara. Sebaliknya sikap tidak amanah (khianat) tentu juga akan berdampak buruk.

Bagi pribadi, dampak buruk sikap tidak amanah adalah bahwa orang tersebut karena menempuh cara-cara yang tidak halal untuk memperoleh harta kekayaan, cepat atau lambat akan dikucilkan oleh lingkungan. Menuai konflik dengan mitra bisnis. Sementara secara legal, ia juga akan menuai masalah di kelak kemudian hari, seperti tampak pada banyaknya pejabat atau pengusaha digelandang ke meja hijau karena kejahatannya di masa lalu. Dan yang pasti, harta yang didapatnya itu sebanyak apapun, karena didapat dengan cara haram, adalah harta yang tidak berkah.

Bagi perusahaan, sikap tidak amanah (khianat) akan menimbulkan kerugian dan inifesiensi. Timbul konflik dengan mitra usaha. Hilang kepercayaan dari konsumen. Dan kalau hal ini terus berlangsung, bukan tidak mungkin perusahaan tersebut berakhir bangkrut. Hal yang sama juga berlaku bagi masyarakat atau negara. Sikap tidak amanah selain menyebabkan kebocoran dan inefesiensi, juga dapat menyebabkan tingkat kepercayaan terhadap suatu negara serta kredibilitasnya menjadi hancur.

Dalam perjalanan Islam telah menorehkan pengalaman betapa kesalahan dalam melaksanakan amanah mengakibatkan kerugian dan musibah. Pada saat perang Uhud, Rasulullah SAW. memerintahkan satu pasukan pemanah untuk tetap berjaga di bukit Uhud dan tidak meninggalkan pos itu. Tetapi, ketika tentara Islam sudah di ambang kemenangan, dan sebagian yang lain bersorak sambil memunguti rampasan perang, maka pasukan pemanah pun tergoda dan ikut-ikutan mengambil rampasan perang itu. Akhirnya pasukan kafir berhasil memukul mundur pasukan umat Islam, dan rampasan perang raib dari tangan mereka. Lebih tragis dari itu adalah darah segar berceceran dari muka Rasulullah SAW, akibat amanah yang dilalaikan.
Rasulullah saw. mengancam pemimpin yang menyelewengkan jabatannya, mengkhianati amanah rakyatnya dengan ancaman yang berat.Diriwayatkan dari Ma’qil bin Yasar, ia berkata kepada Ubaidah bin Ziyad pada saat sakit menjelang wafatnya, “Kalau bukan karena sakit yang akan membawa kematian ini, saya tidak akan menceritakan kepadamu, bahwa saya mendengar Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah seseorang yang diberi amanah Allah untuk memimpin rakyatnya, sedangkan ia meninggal dunia dalam keadaan menipu rakyatnya, kecuali Allah haramkan baginya masuk surga.” (Sahih Muslim, hadits ke 3409, Jilid 9, hal 349).

Cara Membangun Amanah 

Menjalankan amanah dan menjaganya bukanlah perkara yang bisa dilakukan semudah membalik tangan. Allah telah menjelaskan tentang beratnya amanah di dalam firman-Nya: “Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah (yaitu menjalankan perintah-perintah Allah dan meninggalkan seluruh larangan-Nya) kepada seluruh langit dan bumi serta gunung-gunung. Maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu banyak berbuat dzalim dan amat bodoh. ” (Al-Ahzab: 72).

Di dalam ayat tersebut kita mengetahui, bahwa makhluk-makhluk Allah yang sangat besar tidak bersedia menerima amanah yang ditawarkan kepada mereka. Yaitu amanah yang berupa menjalankan syariat yang Allah turunkan melalui utusan-Nya. Mereka enggan untuk menerima amanah tersebut bukan karena ingin menyelisihi Allah.

Sikap amanah mutlak harus dimiliki oleh seorang pebisnis muslim.  Membangun sifat amanah ini dapat melalui penyadaran bahwa apapun aktivitas yang dilakukan — termasuk pada saat dia bekerja— selalu diketahui oleh Allah SWT (ihsan) dan kemudian diperkuat jika dia selalu meningkatkan pemahaman Islamnya dan istiqomah menjalankan syari’at Islam.

Amanah juga dapat dibangun dengan jalan saling menasihati dalam kebajikan serta mencegah berbagai penyimpangan yang terjadi.

Apa contoh sikap amanah?

Contoh Amanah dalam Kehidupan Sehari-hari.

Menjaga informasi yang dirahasiakan..

Menyampaikan titipan pesan sesuai dengan isi aslinya..

Menjaga benda yang dititipkan dengan baik..

Menjalankan tugas dan tanggung jawab jabatan sesuai dengan yang diberikan..

Menjaga segala sesuatu yang telah diberikan oleh Allah..

Amanah terbagi dalam 3 macam Sebutkanlah amanah kepada siapa saja?

Macam-Macam Amanah.

Amanah terhadap Allah SWT..

Amanah terhadap sesama manusia..

Amanah terhadap dirinya sendiri..

Sikap menerima dan melaksanakan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarangnya disebut?

Taqwa adalah Menjalankan Perintah dan Menjauhi Larangan Allah, Ketahui Maknanya.

Menjalankan apa yang diperintahkan Allah dan meninggalkan?

Takwa merupakan tujuan manusia diciptakan Allah; yaitu beribadah dan menyembah Allah dengan jalan melaksanakan semua yang diperintahkan dan meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh Allah.



Selengkapnya Disini

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *