Sebutkan langkah langkah perencanaan pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga?


Perencanaan/planning adalah menetapkan tujuan, dalam memilih dan menetapkan sumber daya untuk setiap kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut. Secara khusus tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas fisik, mental, spiritual dan pengetahuan tentang bidang-bidang tersebut bagi siswa di bidang pendidikan jasmani.

A. Manfaat dan Fungsi Dalam Merencanakan Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Sebelum melakukan Pembelajaran olahraga di kelas atau di lapangan sangatlah penting untuk membuat rancangan rencana pembelajaran dengan matang agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan benar.

Manfaat Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Manfaat dalam merencanakan serta menyusun program pembelajaran pendidikan jasmani program pendidikan jasmani yang yaitu :

  1. Sebagai arah kegiatan membimbing untuk mencapai tujuan pembelajaran pendidikan jasmani.
  2. Sebagai model dasar untuk mengatur tanggung jawab dan wewenang setiap unsur kegiatan pembelajaran jasmani.
  3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur baik guru dan siswa.
  4. Sebagai ukuran efektivitas proses pembelajaran jasmani agar tetap sesuai arahan dan ketepatan
  5. Untuk bahan penyiapan data agar mencapai keseimbangan kerja.
  6. Untuk Hemat waktu, tenaga, alat dan finansial.

Fungsi Perencanaan Pendidikan Jasmani

fungsi perencanaan pembelajaran pendidikan jasmani di antaranya meliputi :

1. Fungsi Kreatif

Menggunakan pendidikan jasmani yang direncanakan dengan matang akan dapat memberikan umpan balik yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan yang ada sehingga program dapat disempurnakan dan ditingkatkan.

2. Fungsi Inovatif

Suatu inovasi, jika direncanakan, pasti akan muncul karena adanya kelemahan dan kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang dapat dipahami jika kita memahami proses pelaksanaan secara sistematis, perencanaan dan pemrograman secara holistik.

3. Fungsi Selektif

Melalui proses perencanaan, strategi yang dianggap lebih efektif dan efisien dapat dipilih untuk dikembangkan. Fungsi seleksi ini juga berkaitan dengan pemilihan mata pelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran pendidikan jasmani.

4. Fungsi Komunikatif

Rencana yang memadai harus dapat dijelaskan kepada semua pihak yang terlibat, termasuk guru, siswa, kepala sekolah, bahkan pihak luar seperti orang tua dan masyarakat. Dokumen perencanaan harus mampu mengkomunikasikan tujuan dan hasil yang ingin dicapai serta strategi yang dilaksanakan oleh setiap orang.

5. Fungsi Prediktif

Rencana yang disusun dengan benar dan tepat dapat menggambarkan apa yang akan terjadi setelah tindakan diambil sesuai dengan rencana yang telah disusun. Menggunakan fungsi prediktif, perencanaan bisa dideskripsikan dari berbagai macam kesulitan yang akan terjadi dan memberikan  hasil yang akan diperoleh.

6. Fungsi Akurasi

Melalui proses perencanaan yang matang, guru dapat mengukur waktu yang dibutuhkan untuk menyampaikan materi pelajaran setiap waktu. Tentu saja, jam kelas efektif dapat dihitung.

7. Fungsi Pencapaian Tujuan

Mengajar tidak hanya untuk menyampaikan materi, tetapi juga untuk membentuk manusia seutuhnya, berkembang tidak hanya dalam kecerdasannya, tetapi juga dalam sikap dan keterampilannya. Dengan perencanaan yang tepat, proses dan hasil belajar dapat dicapai secara seimbang. 

8. Fungsi Kontrol

Memantau keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan bagian integral dari proses pembelajaran. Melalui perencanaan, guru akan menentukan seberapa baik siswa menyerap dan memahami materi, dari mana mereka dapat memberikan saran kepada guru ketika mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut dalam pendidikan jasmani.

Perencanaan pembelajaran pendidikan jasmani melibatkan beberapa faktor yang mendorong tercapainya tujuan pembelajaran, yaitu :

  1. Persiapan sebelum mengajar.
  2. Situasi ruangan dan letak sekolah yang strategis dan nyaman.
  3. Tingkat intelegensi peserta didik.
  4. Bahan ajar yang akan disampaikan ke peserta didik

 

B. Bentuk Dan Komponen Umum Dalam Merencanakan Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani.

Bentuk Rencana Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani:

  • Kalender Pendidikan
  • Agenda Tahunan
  • Agenda Semester
  • Silabus
  • Rpp (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
  • KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum)

Komponen Umum Rencana Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani:

  • Rencana Pembelajaran / tujuan pembelajaran
  • Materi Pembelajaran (isi)
  • Aktivitas Pembelajaran
  • Metode Pembelajaran
  • Alat dan Sumber Belajar
  • Penilaian

C. Perencanaan Fasilitas Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Fasilitas pembelajaran pendidikan jasmani untuk peserta didik yaitu terdapat sarana dan prasarana yang digunakan untuk mencapai tujuan dari proses belajar mengajar dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani sangat memerlukan fasilitas media pembelajaran, alat dan perlengkapannya yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristiknya sehingga siswa  mengembangkan potensi serta keterampilannya secara optimal. Oleh karena itu, dalam pemilihan sarana dan media yang harus dipakai dalam pembelajaran pendidikan jasmani bagi peserta didik sangat memerlukan pertimbangan yang tepat.

Jadi peran dan fungsi alat dan media pembelajaran pendidikan jasmani adalah: (1) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing dan kerjasama di era globalisasi. (2) Meningkatkan keterampilan dan kebugaran jasmani untuk menunjang aktivitas sehari-hari. (3) Meningkatkan kemandirian dalam mengikut intrakurikuler maupun ekstrakurikuler dan belajar di rumah.

Fasilitas adalah segala sesuatu yang menyederhanakan atau menyederhanakan suatu tugas dan bersifat relatif permanen. Salah satu sifat yang relatif permanen ialah sulit dipindahkan. Misalnya: kampus, lapangan sepak bola, lapangan basket, lapangan voli, gedung serbaguna (aula), pemandian lompat jauh, dll.

Sebagian besar Sekolah tidak memiliki fasilitas pembelajaran untuk kegiatan Penjas yang memadai, baik mutu apalagi jumlahnya.sarana, dan prasarana media Pengajaran Penjas merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan jasmani.

kurangnya fasilitas dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, menuntut guru pendidikan jasmani lebih pintar untuk membuat sarana dan prasarana yang sesuai dengan kondisi siswa dan sekolahnya. Guru yang mampu memodifikasi sesuatu dalam menunjang proses pembelajaran untuk disajikan agar adanya daya tarik bagi peserta didik, sehingga siswa merasa senang mengikuti pelajaran dan proses pembelajaran pendidikan jasmani berjalan secara optimal.

Dengan melakukan modifikasi fasilitas pembelajaran maupun media pembelajaran pendidikan jasmani tidak akan mengurangi aktivitas siswa dalam melakukan pendidikan jasmani karena siswa akan difasilitasi untuk lebih banyak bergerak serta nyaman dalam bentuk-bentuk aktivitas berupa permainan olahraga. Konsep ini memaparkan kondisi dan lingkungan sekolah yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana, prasarana dan media pengajaran pendidikan jasmani dan kesehatan (Penjaskes) di sekolah. Selain itu juga dipaparkan cara membuat perlengkapan sarana sederhana yang dapat dikembangkan/dibuat dari bahan-bahan yang ada di sekitar lingkungan siswa.

Membuat Modifikasi Sarana Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Membuat modifikasi sarana merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan jasmani kepada peserta didik, agar dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan tertarik. Lutan pada tahun 1998 menyatakan bahwa mata pelajaran pendidikan jasmani memperlukan untuk mencapai tujuan yaitu Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran dan meningkatkan keberhasilan dalam berpartisipasi melakukan pola gerak secara benar. Maksud dari tujuan tersebut untuk menyajikan materi kurikulum sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif, emosional, dan psikomotorik siswa agar dapat memfokuskan pelajaran pendidikan jasmani di sekolah.

1. Mengapa Dimodifikasi

Keterbatasan fasilitas pendidikan jasmani di sekolah merupakan kendala serius bagi guru pendidikan jasmani. Perubahan tersebut dimanfaatkan sebagai alternatif pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan karakteristik peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran dengan senang dan gembira.

2. Apa yang Dimodifikasi

Ateng pada tahun 1992 menyatakan bahwa memodifikasi permainan sebagai berikut: (1) mengurangi jumlah pemain di setiap tim, (2) mengurangi ukuran lapangan, (3) mempersingkat waktu permainan, (4) menyesuaikan kesulitan dan karakteristik peserta didik, (5) memudahkan sarana yang digunakan, (6) mengubah aturan hingga yang sederhana sesuai kebutuhan agar permainan tetap berjalan lancar.

Contoh Modifikasi Sarana Pembelajaran Senam

Memodifikasi matras untuk proses pembelajaran senam bisa dilakukan dengan berbagai bentuk cara. Contohnya terbuat dari karung goni yang berisi jerami, sabut kelapa atau rumput kering. Ukurannya dapat menyesuaikan standar ketentuannya minimal, misalnya 1 x 2 m dengan tinggi 10-15 cm.

D. Persiapan Mengajar Dalam Merencanakan Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Persiapan belajar mengajar adalah bagian dari program pembelajaran yang mencakup unit diskusi yang disajikan dalam beberapa sesi. Persiapan mengajar dapat digunakan menjadi acuan untuk menyusun perencanaan pelajaran, oleh karena itu berfungsi menjadi acuan bagi pengajar buat melaksanakan aktivitas belajar mengajar supaya lebih terarah & berjalan efisien & efektif.

Persiapan Proses Belajar Mengajar Yang Benar

Untuk menyiapkan proses belajar mengajar yang benar harus memenuhi sesuai kriteria yaitu :

  1. Materi/bahan ajar dan tujuan pembelajaran mengarah pada GBPP
  2. Proses belajar mengajar menunjang pembelajaran yang interaktif dan tertuju pada analisis materi pembelajaran (AMP).
  3. Terdapat kesamaan antara tujuan, materi dan alat penilaian.
  4. Dapat terlaksana.
  5. Mudah dipahami dan dimengerti oleh peserta didik

Hal-hal yang harus diperhatikan

  1. Persiapan pelajaran dapat terdiri dari beberapa sesi dan setidaknya empat jam pelajaran (JP).
  2. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan selama proses belajar mengajar dalam kaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai.
  3. Ulangan harian/quiz diadakan pada setiap akhir bahan/kajian pokok bahasan sebagai bahan evaluasi peserta didik.
  4. Pada setiap pertemuan terdapat kegiatan:
  • Pendahuluan yang meliputi motivasi dan apersepsi yaitu menanyakan kabar dan memberikan sebuah motivasi kepada peserta didik agar materi pelajaran yang lalu mendapatkan korelasi yang tepat dengan lingkungan/mata pelajaran.
  • Kegiatan inti yaitu pengembangan secara konsep dan penerapan melalui latihan yang diberikan oleh guru/pendidik.
  • Penutup berupa kesimpulan, penugasan atau penekanan atau penguatan materi.

E. Penyusunan Program Rencana Pembelajaran Pendidikan Jasmani

1. Rambu-rambu Pengembangan Program Pengembangan

1. Program belajar merupakan perangsang timbulnya semangat belajar dengan sungguh-sungguh tanpa mengurangi kesenangan bermain peserta didik. 

Pada pendidikan jasmani, bermain adalah strategi belajar yang normal tetapi memiliki dampak baik pada perolehan tujuan belajar peserta didik. Dengan aktivitas bermain bukan hanya bagian tubuh dan keterampilan yang diperoleh, melainkan bagian pengetahuan dan sikap yang didapat dalam kegiatan pembelajaran.

2. Program belajar sesuai dengan identifikasi karakteristik tumbuh dan kembang peserta didik. 

Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang memanfaatkan kegiatan motorik sebagai alat. Pada fase tumbuh dan kembang peserta didik akan menghadapi tahapan perkembangan. Tahapan perkembangan mempunyai karakter yang beda. Perbedaan itu berlangsung dan memberikan keterkaitan yang beda pada rancangan kegiatan pembelajaran yang disusun oleh guru.

3. Program pembelajaran mengembangkan totalitas perkembangan siswa

Melalui kegiatan fisik peserta didik diharapkan mempunyai keterampilan fisik, motorik, kognitif serta afektif yang baik. 

4. Siswa menjadi fokus orientasi proses pembelajaran

  • Pemilihan bahan dan metode ajar yang memperhatikan secara langsung ciri-ciri tumbuh kembang siswa. 
  • Pendidik harus mempunyai kontrol yang baik saat membuat dan melaksanakan penilaian.

2. Langkah-langkah Merancang Program Pembelajaran Pendidikan jasmani

  1. Memahami tujuan yang akan dicapai
  2. Memahami materi dan waktu yang ada 
  3. Memperkirakan keahlian awal peserta didik
  4. Memperkirakan fasilitas, sarana dan prasarana yang ada

3. Sistematika Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Proses pembelajaran pendidikan jasmani dilakukan dalam sistematika menurut kebutuhan. Kegiatan belajar pada sekolah dasar dapat dibagi dalam dua kelompok besar yaitu kelompok kelas bawah (tk – kelas 3) dan kelompok kelas atas (kelas 4-6). Pada setiap kelompok memiliki karakter yang beda, yaitu: aspek psikologi, fisiologi dan sosial.

F. Indikator Keberhasilan Pelaksanaan Rencana Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Keberhasilan Proses Pembelajaran

Kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil bukan hanya diukur telah melaksanakan sesuai dengan rencana serta melaksanakan alokasi waktu untuk kegiatan belajar mengajar. Menurut winkel (2007) Pengajaran efektif memberi petunjuk karena memiliki tiga pola mengajar efektif. 

  1. Pola mengajar direktif
  2. Pola mengajar non direktif
  3. Menyerahkan pengaturan belajar pada peserta didik.

Metode belajar mengajar yang banyak dilakukan dalam Pendidikan Jasmani Merupakan metode direktif, Karena pendidikan jasmani lebih banyak kegiatan belajar untuk mempelajari keterampilan motorik. Pengukuran keberhasilan Kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan dengan petunjuk berikut:

  1. Kesungguhan belajar pada siswa
  2. Kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan suasana gembira
  3. Kegiatan fisik dilakukan tidak berlebihan
  4. Peserta didik merasa pada kegiatan belajar mengajar dan mendapatkan keahlian motoric yang baru.

Penulis: Bayu Sugara, Cahya Tri Wulandari, Dandi Aprima Putra, Entang Hidayat, Fachtur nahdhil Umam, Gabriel Fabianto, Ghina Chaerunida, Hari Setiawan (Mahasiswa Prodi Pjkr Unsika), Ega Trisna Rahayu,M.Pd (Dosen Pjkr Fkip Unsika) 

Ikuti tulisan menarik CAHYA TRI WULANDARI lainnya di sini.

  • pembelajaran
  • Olahraga untuk kesehatan
  • Kesegaran Jasmani

Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.

Oleh: Marfina Delfi

20 jam lalu

6 Tip Belajar Menjelang Ujian

Dibaca : 103 kali

Oleh: Janwan S R Tarigan (Penggembala Kerbau)

1 hari lalu

Makna Natal yang Tak Sama

Dibaca : 157 kali

Natal memang tentang sukacita, damai, dan kasih, namun itu hanya akan tercapai jika ketangguhan dilakukan. Sebelum kata natal, sesungguhnya ada kata ketangguhan. Ora et Labora.

Oleh: Sastro Sardjono

1 hari lalu

Memahami Gangguan Spektrum Autisme dan Cara Mengasuhnya

Dibaca : 139 kali

Oleh: Hanifah Choirunnisa

1 hari lalu

Kontribusi Gizi Sampai Fatumnasi

Dibaca : 157 kali

Perjalanan Kontribusi Sosial Mahasiswa Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2 Inbound Universitas Nusa Cendana di Desa Fatumnasi, Nusa Tenggara Timur

Oleh: MUHAMMAD UMAR KHADAFI

1 hari lalu

Bangkit Bersama Membangun Bangsa

Dibaca : 245 kali

Sudah luturkah sikap itu dari manusia bangsa Indonesia dimasa ini.  Telah hilangkah semangat cinta tanah air itu dari jiwa manusia Indonesia saat ini. Mungkin saja hal tersebut benar adanya, dengan banyaknya oknum-oknum para petinggi negeri yang terus mengeruk kekayaan ekonomi bangsanya sendiri. Mengeruk kekayaan keadilan untuk bangsanya sendiri.  Membasmi kekayaan bangsa sendiiri. Menjatuhkan bangsanya sendiri.

Oleh: Mohammad Imam Farisi

1 hari lalu

Perguruan Tinggi Dituntut Tingkatkan Kolaborasi Riset, Inovasi, dan Publikasi

Dibaca : 415 kali

Saat ini, riset, inovasi, dan publikasi yang dilakukan bersama melibatkan peneliti/penulis dari lingkungan internal dan/atau eksternal perguruan tinggi dalam beragam bentuknya telah menjadi keniscayaan. Hal ini terjadi bukan hanya pada riset, inovasi, dan publikasi pada disiplin-disiplin ilmu eksakta, tetapi juga dan terutama riset, inovasi, dan publikasi pada disiplin-disiplin ilmu non-eksakta yang secara fitriyah dikembangkan atas dasar paradigma “disiplin-sintetik” (synthetic discipline) atau “paradigma jamak” (multiple paradigm).

Oleh: Rikhardus Roden Urut Kabupaten Manggarai-NTT

2 hari lalu

Natal: Kisah Kata Sempurna yang Membumi

Dibaca : 206 kali

Perhatikanlah tutur lisanmu! Itu nasihat klasik. Sudah mentradisi. Disuarakan dari waktu ke waktu. Sebab, tutur kata itu punya variasi implikasinya. Ia berpengaruh luas dalam peradapan manusia. Punya konsekwensi psikologis pula. Ini dipastikan saat tutur bahasa itu terkonek pada dunia rasa. Berimbas lanjut pada tindakan.

Oleh: Ahmad Muktamar Badruddin

2 hari lalu

7 Kebiasaan yang Wajib Dimiliki Pemimpin

Dibaca : 183 kali

Kepemimpinan beretika tidak muncul begitu saja, namun dibangun dari kebiasaan sehari-hari yang dibentuk dalam kurung waktu lama. Pemimpin beretika tentu memiliki standar yang dijalankan melalui rutinitas kemudian membentuk kebiasaan sehari-hari.

Oleh:

2 hari lalu

Dampak Positif dan Negatif Media Sosial

Dibaca : 203 kali

Oleh: alyaa nf

2 hari lalu

Pengaruh Teknologi dalam Kehidupan

Dibaca : 191 kali

Pengaruh Teknologi dalam Kehidupan sehari-hari maupun dalam berbagai bidang

Oleh: julia roli sennang banurea

1 hari lalu

Prestasi Siswa Pelosok Sintang Finalis Tingkat Nasional Kihajar STEM 2022

Dibaca : 844 kali

Prestasi tidak hanya dilihat sebagai kesuksesan sejati, namun ketika terjatuh dan bangkit kembali, itulah proses sejatinya suatu kesuksesan. Prestasi yang diperoleh siswa-siswi pelosok (3t) ini menunjukkan bahwa mereka memiliki kualitas, mampu berkompetesi dengan sekolah yang berada di daerah yang lebih maju.

Oleh: Nayoko Aji

4 hari lalu

Polemik Kata Nusantara; Malaysia Ingin Menegakkan Hagemoni Sejarah Melayu?

Dibaca : 746 kali

Bukan hanya istilah Nusantara saja, selama ini banyak klaim Malaysia atas budaya, adat istiadat, bahkan bahasa Indonesia. Mungkinkah Malaysia mengalami krisis identitas sebagai bangsa? Hal itu terlihat dari adanya propaganda Malaysia untuk mendominasi sejarah dan budaya Melayu. Berbagai kalangan masyarakat bahkan lembaga resmi pemerintahan Malaysia gencar menggelar propaganda itu. Salah satu doktrin itu adalah bahwa semua suku-suku di Nusantara adalah Melayu.

Oleh: atmojo

16 jam lalu

Polemik RKUHP: Hukum, Negara, dan Moralitas Warga

Dibaca : 523 kali

Beberapa pasal dalam KUHP baru masih dianggap tidak ideal. Bagaimana kaitan antara hukum dan moralitas? Apa sebetulnya tugas negara dan kaitannya dengan moralitas warga?

Oleh: sucahyo adi swasono

Rabu, 21 Desember 2022 17:18 WIB

Isyarat dan Peringatan Tuhan (4)

Dibaca : 488 kali

Bagaimanakah sebenarnya proses kebangkitan manusia ..? Bila Tuhan bisa menciptakan manusia, maka tentunya juga sangat mudah bagi-Nya untuk membangkitkan manusia dari kematiannya, meskipun tubuh manusia sudah tak bersisa sama sekali (QS Al-Hajj:7, QS Ar-Rum:27, QS Al-Isra 49-51, QS Yasin:78-79, QS Al-Qiyamah:3-4, Injil Yohanes Bab 5:28-29).

Oleh: Bryan Jati Pratama

5 hari lalu

Faedah Berfikir Paradoks bagi Dunia

Dibaca : 466 kali

Orang yang terbiasa berpikir secara paradoks cenderung lebih kreatif. Banyak teori dan penemuan penting terjadi bermula dari cara berfikir paradoks para ahli. Albert Rothenberg, psikiater, melakukan penelitian terhadap para jenius, dan menemukan para tokoh tersebut menghabiskan banyak waktu untuk berpikir dengan berbagai perspektif yang bertentangan. Membuat ide mengenai sebuah tesis sekaligus antitesisnya. Salah satu tokoh itu adalah Albert Einstein.

Oleh: Bambang Udoyono

5 hari lalu

Sing Waras Ngalah, Menghindari Perdebatan Adalah Tindakan Mulia.

Dibaca : 425 kali

Tidak sedikit warga masyarakat Indonesia terjebak dalam debat kusir yang tidak berguna. Nenek moyang kita memiliki peri bahasa sing waras ngalah.

Langkah langkah apa saja yang penting dalam merancang program pembelajaran pendidikan jasmani?

Memahami tujuan yang akan dicapai..

Memahami materi dan waktu yang ada..

Memperkirakan keahlian awal peserta didik..

Memperkirakan fasilitas, sarana dan prasarana yang ada..

Apa saja yang harus ada dalam perencanaan pembelajaran?

Perencanaan pembelajaran meliputi kegiatan perumusan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran, metode yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, bahan materi yang akan disajikan, cara menyampaikannya, persiapan alat atau media yang digunakan.

1 Sebutkan apa saja tujuan dari pendidikan jasmani dan pendidikan olahraga?

Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.

Bagaimana prinsip prinsip perencanaan pembelajaran?

Prinsip Perencanaan Pembelajaran.
Menetapkan apa yang mau dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana cara melakukannya dalam implementasi pembelajaran. Membatasi sasaran atas dasar tujuan intruksional khusus dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui prosess penentuan target pembelajaran.



Selengkapnya Disini

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *