Pada artikel kali ini, kita akan membahas lebih jauh mengenai kelima jenis simbiosis, lengkap dengan contohnya.
Simbiosis Mutualisme
Simbiosis Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda jenis namun saling menguntungkan satu sama lain. Dalam hubungan ini, artinya kedua organisme sama-sama tidak ada yang dirugikan.
Kerugian bagi keduanya justru adalah ketika simbiosis itu tidak dilakukan. Oleh karena itu kehadiran makhluk hidup lain menjadi begitu penting bagi mereka yang mengalami simbiosis jenis ini.
Simbiosis mutualisme ini ada yang merupakan kewajiban (mutualisme wajib). Artinya organisme yang terlibat membutuhkan satu sama lain untuk bertahan hidup. Ada juga yang saling menguntungkan, namun kedua spesies dapat bertahan hidup masing-masing dan tidak bergantung satu sama lain (mutualisme fakultatif).
Contoh simbiosis mutualime dapat dilihat di sekitar kita, baik pada hewan, tumbuhan, bakteri, bahkan manusia.
Beberapa contoh dari simbiosis mutualisme, antara lain :
1. Kupu-kupu dan lebah dengan bunga
Dalam hubungan ini, kupu-kupu atau lebah tidak menjadi satu-satunya pihak yang diuntungkan, karena mendapatkan sari makanan dari bunga. Bunga juga mendapatkan manfaat atau keuntungan serupa berkat simbiosis ini. Dalam hal ini keberadaan kupu-kupu dan lebah membantu bunga dalam proses penyerbukan.
(Baca juga: Pengertian Simbiosis dan Jenisnya, dari Mutulisme Hingga Parasitisme)
2. Bakteri Rhizobium leguminosarum dan tanaman polong-polongan
Sebagian dari kita mungkin bertanya-tanya, kok bisa? Ya, bakteri Rhizobium leguminosarum adalah bakteri yang berfungsi menyuburkan tanah dengan cara mengikat Nitrogen yang terdapat dalam udara bebas. Nah, dengan adanya bakteri ini, tanaman polong-polongan menjadi lebih subur. Bakteri Rhizobium sendiri akan mendapatkan makanan dari tanaman polong-polongan.
3. Manusia dengan bakteri
Dalam hal ini bakteri yang dimaksud adalah bakteri E. Coli yang ada di usus Besar. Dengan adanya bakteri ini di dalam tubuh, manusia dapat mengurangi pertumbuhan bakteri jahat dan mempercepat proses pembusukan di dalam usus besar. Sedangkan bagi bakteri E. Coli sendiri mendapat keuntungan karena bisa mendapat makanan dari sisa-sisa makanan pada usus besar.
4. Lalat dengan bunga raflesia
Bunga raflesia atau bunga bangkai mungkin identik dengan bau yang tidak sedap, paling tidak bagi kita manusia. Namun bagi lalat, ini adalah tempat yang paling “indah” lantaran bisa dihinggapi untuk mencari makanan. Bagi bunga raflsia sendiri, keberadaan lalat ini memberi keuntungan lantaran dapat membantunya dalam proses penyerbukan. Tidak jauh berbeda lah dengan hubungan antara kupu-kupu dan bunga.
5. Burung bangau dengan kuda Nil
Bukan tanpa sebab hubungan antara burung bangau dan kuda nil disebut sebagai hubungan yang menguntungkan. Di satu sisi, kebiasaan burung bangau yang suka memakani kutu-kutu dan parasit yang ada di punggung kuda nil adalah keuntungan karena membuat tubuh kuda nil menjadi bersih dan terhindar dari kutu. Bagi burung bangau, kutu-kutu dan parasit yang ada di badan kuda nil bisa mengeyangkan perut, karena ini adalah makanan.
6. Kutu daun dengan semut
Kutu daun adalah serangga penghisap getah yang mengeluarkan limbah dari makanan mereka berupa cairan yang manis. Banyak spesies kutu daun yang terlibat simbiosis mutualisme dengan semut yang memakan cairan manis yang dihasilkan kutu daun. Sebagai imbalan, semut memberikan perlindungan untuk kutu daun dari predator dan parasit.
7. Burung pelatuk dengan mamalia besar
Beberapa spesies burung pelatuk biasanya bertengger di tubuh mamalia besar yang merumput, seperti rusa, badak, dan zebra. Mereka mengambil parasit di tubuh mamalia tersebut.
Selain dapat membantu mamalia terhindar dari tumpukan parasit yang dapat membahayakan, aktivitas ini juga memungkinkan burung pelatuk mendapatkan makanannya dengan mudah.
8. Ikan badut dengan anemon
Ikan badut menjadikan anemon, hewan laut seperti bunga yang memiliki tentakel penyengat, sebagai tempat untuk berlindung dari predator. Sebagai gantinya, ikan badut menjaga anemon bebas dari parasit dan memberikan nutrisi untuk anemon melalui kotorannya.
Simbiosis Komensalisme
Pengertian simbiosis komensalisme adalah sebuah interaksi antara dua makhluk hidup yang menguntungkan salah satu organisme, sementara organisme lain tidak dirugikan dan tidak diuntungkan. Artinya, salah satu makhluk hidup akan diuntungkan sementara makhluk hidup lain tidak terpengaruh.
Simbiosis yang mendapatkan manfaat dari simbiosis komensalisme, kemungkinan akan memperoleh tempat berlindung, nutrisi atau penggerak dari spesies inangnya. Sedangkan, spesies inang tidak akan mengalami suatu perubahan maupun mendapatkan sesuatu dari simbiosis komensalisme.
Beberapa contoh dari simbiosis komensialisme :
1. Anggrek dengan pohon Mangga
Dalam interaksi antara Anggrek dan pohon mangga, anggrek mendapat keuntungan karena memiliki tempat untuk tumbuh, mendapatkan sinar matahari, air serta zat-zat untuk melakukan proses fotosintesis,dengan menempel pada pohon mangga. Sementara pohon mangga tidak dirugikan atau pun diuntungkan dari keberadaan tumbuhan anggrek ini.
2. Remora dengan ikan hiu
Ikan remora mempunyai semacam alat pengisap yang memungkinkannya dapat menempel pada ikan hiu atau ikan Iainnya yang lebih besar. Dengan menempel seperti itu, sisa makanan hiu yang berupa remah-remah dimanfaatkan oleh ikan remora. lkan remora juga diuntungkan karena terhindar dari predator-nya. Sementara itu, kehadiran ikan remora tidak mengganggu ikan hiu. Ikan Hiu tidak diuntungkan, tidak juga dirugikan.
3. Rayap dengan protozoa berflagella
Dalam kasus ini, protozoa berflagella hidup di dalam saluran pencernaan rayap dan mencerna selulosa dari kayu untuk kemudian menjadi molekul-molekul karbohidrat yang lebih sederhana sehingga dapat dicerna. Protoza berflagella akan mendapat keuntungan dari interaksi tersebut karena dapat berlindung di dalam tubuh rayap, sementara rayap tidak akan mendapat pengaruh apapun.
4. Udang dengan timun laut
Hubungan antara udang dan mentimun laut juga merupakan salah satu contoh simbiosis komensalisme. Ini lantaran udang memiliki kebiasaan untuk menunggangi mentimun laut, dengan tujuan memperoleh sisa-sisa makanan dari mahkluk laut tersebut. Bagi udang, ini menguntungkan karena memungkinkannya mendapatkan sisa-sisa makanan, sementara mentimun laut interaksi ini tidak berpengaruh. Tidak menguntungkan, tidak juga merugikan.
5. Katak dan pepohonan
Contoh lainnya dari simbiosis komensalisme bisa dilihat pada interaksi antara katak dan pepohonan. Dimana Katak menggunakan daun dan bagian-bagian pohon lain sebagai tempat berteduh dan berlindung dari hujan atau badai. Bagi Katak, hal ini tentu menguntungkan. Namun demikian pohon tidak diuntungkan, tidak pula dirugikan. Dengan kata lain, tidak terpengaruh sama sekali.
6. Cacing pipih dan kepiting
Cacing pipih biasa menempel pada tubuh kepiting untuk mendapatkan sisa makanan dari kepiting. Walaupun menempel, hewan avertebrata ini tidak merugikan maupun menguntungkan kepiting.
7. Tumbuhan Paku dengan Pohon Jati
Tumbuhan paku menempel pada pohon jati, dengan tujuan memperoleh cahaya matahari. Dikarenakan pohon jati lebih tinggi dan lebih mudah terkena oleh sinar cahaya matahari. Interaksi ini menguntungkan bagi tumbuhan paku karena mendapat sinar cahaya matahari. Namun ini juga tidak merugikan pohon jati yang menjadi inang, tidak juga menguntungkan.
8. Tumbuhan Sirih dengan pohon jeruk
Sirih adalah tumbuhan yang dikenal selalu tumbuh mengikuti tanaman yang menjadi inangnya. Hal ini karena tumbuhan sirih membutuhkan sinar matahari, agar proses fotosintesis dapat berjalan dengan baik.
Dengan menempel pada inangnya – dalam hal ini pohon jeruk, maka sirih pun mendapatkan keuntungan berupa tempat untuk tinggal dan strategi untuk mendapat sinar matahari. Sementara bagi pohon jeruk yang menjadi inang, tidak ada keuntungan maupun kerugian yang didapat dengan ditempeli oleh tumbuhan sirih.
Simbiosis Amensalisme
Berbanding terbalik dengan simbiosis komensalisme, Amensalime merupakan hubungan antara dua makhluk hidup dimana satu pihak dirugikan sedangkan pihak lain tidak dirugikan dan juga tidak diuntungkan (tidak terpengaruh apa-apa).
Singkatnya, simbiosis amensalisme memiliki arti kondisi dimana salah satu organisme dirugikan atau dibunuh oleh yang lain, sementara yang satu tidak terpengaruh. Hal ini dapat terjadi ketika makhluk hidup yang lebih besar atau lebih kuat menyingkirkan yang lebih kecil atau lebih lemah dari ruang hidup. Biasanya ini dilakukan dengan cara menghilangkan makanan yang membuat satu organisme terbunuh oleh suatu sekresi kimia.
Beberapa contoh dari simbiosis Amensalisme
1. Dinoflagellata dengan Fitoplankton
Dinoflagellata adalah mikroorganisme yang termasuk golongan alga. Hubungan antara mikroorganisme ini dengan fitoplankton termasuk dalam simbiosis amansalisme lantaran Dinoflagellata menghasilkan senyawa alelokimia yang bisa menyebabkan kematian pada fitoplankton dan binatang laut lainnya. Dinoflagellata juga menyebabkan air laur menjadi kemerah-merahan. Bagi Fitoplankton dan binatang laut lainnya ini jelas merugikan. Dinoflagellata sendiri tidak mengalami kerugian ataupun keuntungan dari kejadian ini.
2. Pohon Pinus dengan Tumbuhan Lainnya
Dalam menerapkan pola interaksi dengan lingkungannya, pohon pinus diketahui menghasilkan senyawa alelopati yang dapat menggagu kelangsungan hidup tumbuhan di sekitarnya. Ini sebabnya di sekitar pohon pinus jarang sekali ditemukan pohon-pohon lainnya, selain sejenis rumput-rumputan. Tanaman yang rentan terhadap senyawa alelokimia dari tanaman lainnya dapat mengalami gangguan pada proses perkecambahan, pertumbuhan, serta perkembangannya.
3. Brokoli dengan Kembang Kol
Hubungan lainnya yang hanya merugikan satu pihak namun tidak menguntungkan pihak lainnya bisa dilihat pada hubungan antara brokoli dan kembang kol. Disini residu brokoli dapat mencegah fungi Verticillium penyebab penyakit layu pada beberapa tanaman sayur, contohnya kembang kol dan brokoli sendiri. Dalam hal ini pihak yang dirugikan adalah kembang kol, sementara brokoli tidak mendapat pengaruh apapun.
4. Gulma dengan Tanaman Padi
Gulma merupakan tumbuhan pengganggu yang dapat menurunkan hasil tanaman yang dibudidayakan bila tidak dikendalikan secara efektif. Gulma menyaingi tanaman dalam pengambilan unsur hara, air, ruang dan cahaya. Pada tanaman padi, gulma sering kali menjadi masalah yang cukup serius karena dapat mengganggu dan berpengaruh terhadap produktuvitas hasil panen. Pada simbiosis ini tanaman padi mengalami kerugian, sedangkan gulma tidak dirugikan dan tidak diuntungkan.
5. Tumbuhan Lamtoro dengan Gandum atau kunir
Tanaman Leucaena yang ditanam secara bersilangan dengan tanaman pangan di dalam sistem tumpang sari dapat mengurangi hasil panen gandum dan kunir, namun meningkatkan hasil panen jagung dan padi. Pada hubungan ini, gandum dan kunir sebagai pihak yang dirugikan sedangkan lamtoro tidak dirugikan dan tidak diuntungkan.
6. Jamur Penicillium sp dengan Bakteri Gram Positif
Diluar manfaat yang diberikannya kepada manusia, dimana Jamur Penicillium sp dapat digunakan dalam pengembangan antibiotik bagi manusia, jamur ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif. Bakteri gram positif sendiri merupakan bakteri yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit bagi manusia.
7. Pohon Walnut dan Tumbuhan Lain
Pohon walnut menghasilkan senyawa alelopati. Sehingga tumbuhan yang ada di sekitarnya akan mengalami kesulitan untuk tumbuh. Dengan begitu, tumbuhan lain akan dirugikan dengan keberadaannya, sedangkan tumbuhan walnut tidak diuntungkan maupun dirugikan.
8. Pohon Mangga dan tumbuhan lain
Selain gulma dan pohon walnut, pohon mangga juga menghasilkan senyawa alelopati. Sehingga tanaman akan kesulitan tumbuh di bawah pohon mangga. Selain mengeluarkan senyawa alelopati, rindangnya pohon mangga juga membuat tumbuhan lain kesulitan untuk tumbuh karena susah mendapatkan cahaya matahari.
Simbiosis Parasitisme
Simbiosis parasitisme adalah ketergantungan yang terjadi ketika pihak yang satu mendapat keuntungan namun merugikan pihak lainnya.
Biasanya, simbiosis parasitisme melibatkan organisme parasit seperti kutu, cacing, jamur, bakteri, benalu dan lain-lain. Organisme parasit yang berukuran lebih kecil dan dapat berkembang biak lebih cepat ini membutuhkan makhluk hidup lain untuk kelangsungan hidupnya, baik itu untuk sekedar menjadi tempat tinggal atau sumber makanan.
Karena parasit hidup dan mendapatkan makanan dari tempat tinggalnya, maka kematian tempat tinggal atau inang tersebut akan mendatangkan kematian bagi parasit itu sendiri.
Beberapa contoh dari simbiosis parasitisme
1. Parasit dengan inangnya
Berbagai mikro organisme penyakit yang hidup pada manusia, hewan dan tumbuhan bersifat parasit. Parasit hidup dan mendapatkan makanan dari inangnya, yaitu tubuh manusia, hewan, ataupun tumbuhan. Tetapi parasit tidak memberikan apa-apa kepada inangnya tersebut.
2. Nyamuk dan manusia
Contoh lainnya dari hubungan yang hanya menguntungkan satu pihak (parasitisme) ini adalah hubungan nyamuk dan manusia. Dimana nyamuk akan menggigit dan menghisap darah manusia. Jenis nyamuk tertentu bahkan bisa menyebarkan penyakit mematikan seperti demam berdarah atau malaria.
Bagi nyamuk, hubungan ini menguntungkan karena bukan saja mendapat darah tetapi juga dapat berkembang biak. Namun bagi manusia, hubungan ini merugikan karena dapat terserang penyakit berbahaya.
3. Sapi dengan cacing hati
Hampir mirip dengan hubungan manusia dan nyamuk, hubungan antara sapi dan cacing hati juga merupakan salah satu contoh simbiosis parasitisme. Dengan berdiam di tubuh sapi, cacing akan mendapat keuntungan berupa makanan dari sapi. Sementara sapi akan mengalami kerugian karena kesehatannya menjadi terganggu dan membuat terserang penyakit.
4. Lalat dengan buah
Lalat yang biasa berurusan dengan buah atau biasa disebut lalat buah merupakan jenis lalat yang sering mengerumuni buah-buahan. Hubungan antara lalat dan buah-buahan termasuk simbiosis parasitisme lantaran adanya lalat di buah bisa membuat buah-buahan menjadi busuk. Bagi lalat, ini menguntungkan karema bisa bertelur dan berkembang biak di dalam buah.
5. Tikus dengan manusia/petani
Tikus dan manusia termasuk contoh simbiosis parasitisme lainnya, khususnya bagi mereka yang berprofesi sebagai petani. Adanya tikus sebagai salah satu hama di lingkungan persawahan dapat merugikan petani karena dapat menyerang padi. Sementara tikus diuntungkan karena mendapat makanan.
6. Cacing Pita dengan Manusia
Cacing pita hidup pada sistem pencernaan manusia dan merugikan manusia. Cacing pita mengambil sari makanan yang penting bagi manusia untuk menjadi energi. Artinya, cacing pita mendapatkan keuntungan dengan mengambil makanan dari sari makanan manusia.
7. Kutu Daun dengan Tumbuhan
Kutu daun merupakan jenis serangga kecil pemakan getah tanaman. Mereka hidup secara berkelompok dan berperan sebagai hama tanaman. Kutu daun biasanya hidup di tumbuhan-tumbuhan dan merugikan tumbuhan yang ditinggalinya.
Keuntungan akan didapatkan oleh kutu daun berupa getah makanan yang diperoleh. Sementara tumbuhan yang ditinggali akan dirugikan karena diserap oleh kutu daun.
8. Alang-alang dengan Tanaman Produksinya
Alang-alang termasuk tanaman gulma untuk budi daya tanaman produksi. Meski begitu, adanya alang-alang menyebabkan kerugian pada tanaman produksinya. Keuntungan didapatkan oleh alang-alang karena akan mendapat air, mineral, dan cahaya matahari.
Sementara tanaman produksinya akan dirugikan karena mendapat saingan untuk mendapat air dan mineral serta dirugikan karena senyawa beracun yang disebarkan oleh alang-alang.
Simbiosis Netralisme
Simbiosis netralisme adalah simbiosis yang terjadi antara dua makhluk hidup, dimana kedua makhluk hidup tersebut tidak dirugikan ataupun diuntungkan, keduanya sangat netral.
Beberapa contoh simbiosis netralisme :
1. Kupu-kupu dengan kerbau
Baik kupu-kupu maupun kerbau tergolong sebagai hewan dan serangga yang hidup di alam bebas. Meskipun demikian, hubungan keduanya tidak memberikan keuntungan ataupun kerugian bagi satu sama lain. Jika diumpamakan seekor kerbau atau sekelompok kerbau hidup dalam satu wilayah dan dalam wilayah tersebut terdapat beberapa kupu-kupu, maka kehadiran kupu-kupu tersebut tidak mengganggu aktivitas dari kerbau.
Hal ini dikarenakan kerbau akan memakan rumput yang ada di wilayah tersebut tanpa mengganggu kupu-kupu, sedangkan kupu-kupu akan mencari makanan berupa nektar yang biasanya mereka cari ketika siang hari. Singkat kata, keduany bisa hidup harmonis di alam bebas.
2. Burung Hantu dengan Kambing
Sebagai hewan noktural, burung hantu memiliki hubungan yang netral dengan kambing. Mereka tidak akan mengganggu satu sama lain meskipun hidup di wilayah yang sama. Kambing akan memakan rumput di pagi hari tanpa mengganggu burung hantu yang sedang tidur di sekitar pohon di dekat kambing memakan rumput, sedangkan burung hantu sendiri akan mencari mangsanya pada saat malam hari ketika para kambing sedang tidur. Burung hantu juga tidak akan mengganggu kambing, melainkan fokus pada mangsanya.
Baca Juga : Ciri-ciri dan Jenis Hewan Vertebrata
3. Kambing dengan Ayam
Kambing yang merupakan hewan herbivora memiliki hubungan yang baik dengan ayam. Hal ini ditunjukkan dengan keakraban mereka apabila disatukan dalam satu wilayah tertentu. Keduanya tidak akan memperebutkan makanan ataupun wilayah mereka, mereka justru berbaur satu sama lain. Selain itu, faktor perbedaan makanan antara keduanya inilah yang menjadi faktor terpenting kedua makhluk hidup ini hidup damai dan tidak terlibat kompetisi ataupun predasi.
4. Ikan Lele dengan Ikan Sapu
Meski ditempat di satu wilayah yang sama, nyatanya ikan lele dan ikan sapu dapat berdampingan dengan damai. Hal ini dikarenakan keduanya mengkonsumsi makanan yang sangat berbeda. Ikan lele akan memakanan makanan berupa pelet, sedangkan ikan sapu nantinya akan memakan lumut yang berada dalam tempat tersebut. Jadi, hubungan antara keduanya dapat dikatakan netral, alias tidak saling merugikan ataupun saling menguntungkan.
5. Panda dengen Kera
Panda dan kera merupakan dua makhluk hidup yang memiliki kepribadian yang sangat bertolak belakang. Panda dengan kepribadiannya yang malas bergerak, sedangkan kera yang selalu aktif berpindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya.
Interaksi yang terjadi diantara keduanya sangatlah normal, mereka tidak saling mengganggu ataupun bersaing dalam memperebutkan wilayah ataupun makanan. Sehingga tidak mengherankan apabila panda dan kera disatukan dalam satu wilayah, keduanya akan bia hidup dengan damai dan tidak saling mengganggu satu sama lain.
6. Semut dengan Rayap
Semut dan rayap sama-sama jenis serangga kecil yang biasanya hidup secara berkelompok. Semut dan rayap masuk dalam simbiosis netralisme karena kedua serangga ini jika disatukan dalam satu wilayah tidak akan mempengaruhi satu sama lain. Sebab, semut dan rayap sama-sama mencari tempat tinggalnya sendiri dan mencari makanannya dengan cara bergotong royong.
7. Kumbang dan lebah
Keduanya merupakan makhluk hidup yang mudah ditemukan di alam sekitar. Kumbang biasanya akan mencari makanan dengan cara menumpang di daun tumbuhan. Sedangkan lebah akan mencari makanan dari nektar tanaman yang memiliki bunga. Meskip keduanya berada dalam satu tanaman yang sama, keduanya tidak akan saling mengganggu.
8. Katak dengan ikan
Dalam mencari makanan, katak yang termasuk dalam hewan amfibi yang mencari makanan di air, tentunya akan bertemu dengan ikan. Meski begitu, katak tidak akan memakan makanan yang dikonsumsi ikan, begitupun sebaliknya. Keduanya sibuk mencari makanannya sendiri. Mereka juga tidak akan berebut wilayah satu sama lain.
Mengapa hubungan kerbau dan burung jalak dikatakan simbiosis mutualisme?
Antara kerbau dan burung jalak juga memiliki simbiosis mutualisme. Burung jalak memakan kutu yang terdapat pada tubuh kerbau, sementara kerbau juga menjadi pihak yang diuntungkan karena kutunya berkurang.
Mengapa hubungan antara kerbau dan burung jalak dikatakan simbiosis mutualisme brainly?
Jawaban: Contoh simbiosis mutualisme adalah kerbau dan burung jalak. Kerbau dan burung jalak adalah dua organisme yang berbeda dan keduanya melakukan interaksi yang saling menguntungkan, lo, Di satu sisi burung jalak mendapatkan makanan dan kerbau akan bersih dari kutu-kutu yang mengganggu.
Bagaimana hubungan antara burung jalak dan kerbau?
Kerbau dengan burung jalak
Jalak mendapat keuntungan berupa kutu sebagai makanan, sedangkan kerbau merasa nyaman karena tidak gatal. Satu lagi keuntungan yang diperoleh kerbau, yaitu adanya peringatan akan bahaya.
Sapi dan burung simbiosis apa?
Sementara itu, ikan hiu tidak terganggu dengan kehadiran ikan remora, meskipun juga tidak mendapat keuntungan berada di dekat ikan remora, seperti dikutip dari Biologi Interaktif Kelas X IPA oleh Wijaya Jati. Contoh hewan simbiosis komensalisme adalah sapi dan burung egret.