Direktori Wisata – Pelabuan Muara Angke menjadi salah satu tempat menuju wisata di ke Pulauan Seribu yang murah meriah.
Kepulauan Seribu jaraknya tidak begitu jauh dari Teluk Jakarta. Perjalanan menuju Kepulauan Seribu bisa ditempuh dengan naik kapal kayu dari pelabuhan Muara Angke. Perjalanan dari pusat kota ke Muara Angke lancar pada pagi hari. Untuk sampai ke pelabuhan Muara Angke maka kita bisa melewati kawasan Kota Tua dan Pluit. Jangan heran jika begitu sampai di pintu gerbang Kampung Nelayan Muara Angke perjalanan mulai padat merayap hingga 500 meter ke depan. Ini karena ada banyak kendaraan yang menuju ke Pelabuhan ataupun Pasar Ikan yang letaknya berdekatan.
Jika ingin menuju Muara Angke dengan kendaraan umum, maka kita bisa naik Busway dan turun di Pluit atau bisa juga dari Grogol. Karena dari Grogol ada angkutan umum (Angkot) merah dengan nomor B 01 dengan rute Grogol-Muara Angke. Angkutan umum ini juga melewati halte Busway Pluit.
Ada banyak kapal kayu yang merupakan Kapal Penyeberangan Masyarakat bersandar di dermaga pelabuhan Muara Angke. Masing-masing kapal melayani rute ke beberapa Pulau besar di kepulauan seribu. Seperti Pulau Tidung, Pulau Pramuka juga Pulau Harapan.
Pada hari libur pelabuhan Muara Angke ini akan penuh sesak. Sebagian besar dari orang-orang yang memenuhi pelabuhan ini adalah mereka yang akan pergi ke Pulau Seribu. Perlu sedikit perjuangan untuk bisa sampai ke kapal. Kapal-kapal ini berjajar hingga 4 kapal ke samping. Sehingga kami harus melompat dari satu kapal ke kapal lain agar bisa sampai ke kapal yang kami tumpangi.
Untunglah kami masuk ke dalam kapal lebih dahulu dibanding yang lain. Jadilah kami bisa dapat tempat di ruang nahkoda. Posisi strategis yang diincar penumpang sebenarnya. Setelah menunggu sekitar 45 menit akhirnya kapal yang membawa kami mulai jalan perlahan dari pelabuhan pada pukul 07.30. Hingga akhirnya beberapa menit kemudian sampai di laut lepas.
Bapak nahkoda yang membawa kami sudah bekerja sejak tahun 1982. Jadi tidak heran kalau feelingnya bagus banget. Ketika ada yang bertanya berapa kecepatan kapal ini, maka dengan cepat ia manjawab, “11 mil/jam.” Padahal di depan kemudi tidak ada alat pengukur kecepatan sama sekali.
Sepanjang perjalanan, bapak nahkoda yang ramah berbaik hati menjadi guide kami. Ketika melewati pulau pertama di sebelah kanan ia bercerita tentang riwayat pulau yang diberi nama Pulau Sakit. “Waktu jaman belanda dulu, orang yang sakit di bawa ke sini.” Bisa jadi ini adalah pulau tempat pembuangan para penderita kusta.
Bapak nahkoda juga bercerita tentang bagaimana ia mengatur kecepatan kapal. Di depan kemudi ada 6 tuas, 3 berwarna hitam dan 3 lagi berwarna merah. Nah jika tuas hitam ini maju ke depan itu artinya kecepatan bertambah. Jadi kalau 3 tuas itu maju semuanya, itu tandanya kapal melaju dengan kecepatan penuh.
Lihat juga suasana : Obyek Wisata Pulau Tidung Di Kepulauan Seribu
Cuaca hari ini sangat cerah, jadi di laut ombaknya kecil dan hanya terasa sedikit goncangan. Akan tetapi semakin jauh kapal berjalan, ombak semakin besar, walaupun tidak besar sekali. Dan goncangan yang kami rasakan sempat membuat beberapa temanku mabuk laut, sehingga sebagian dari kami lebih banyak melewatkan perjalanan ini dengan tidur.
Mungkin juga karena ini adalah hari libur, kapal yang kami tumpangi sarat penumpang. ruangan kapal yang terdiri dari 2 lantai ini penuh. Begitu juga di bagian kanan dan kiri kapal. Bahkan di bagian depan kapal juga terisi penumpang. Di tengah perjalanan ada petugas kapal yang menarik ongkos. Aku pikir , “mirip banget sama angkot di Jakarta. Penumpang naik dulu dan ongkos di tarik di atas.” Jadi kalau naik dari pelabuhan Muara Angke kita tidak perlu beli karcis. Ongkos menuju Pulau Harapan sebesar Rp 35.000. Sepertinya harga ini berlaku sama baik itu di hari libur atau hari biasa.
Setelah di dalam kapal selama kurang lebih 2,5 jam kami pun mulai melihat sebuah pulau dengan dermaga. Di perairan sebelum mencapai pulau ini juga banyak terdapat keramba apung. Setelah mencapai dermaga Pulau Harapan semua penumpang turun satu persatu dari bagian depan kapal dan pintu samping ruang lantai bawah.
Ketika pulang dari Pulau Harapan menuju Jakarta masih dengan kapal yang sama. Yaitu kapal Penyeberangan Masyarakat. Dari pelabuhan Pulau Harapan kita bisa membeli karcis terlebih dahulu di loket yang tersedia di dekat pelabuhan.
Kapal memang baru akan berangkat pada pukul 12. Tapi alangkah baiknya kalau kita sudah menuju ke kapal satu jam sebelumnya. Ini supaya kita bisa memilih tempat duduk yang nyaman. Tempat duduk di lantai dua adalah tempat yang menyenangkan karena kita bisa melihat pemandangan ke laut lepas.
Sedangkan tempat duduk di lantai satu akan sangat terasa goncangan air lautnya. Apalagi di lantai bawah ini kita tidak bisa melihat pemandangan ke laut lepas. Di lantai satu ini ada sebuah toilet yang bersih dan bisa dipakai selama kita dalam perjalanan. Di tiang-tiang kapal ada stop kontak. Sehingga jika sewaktu-waktu batere HP kita habis kita bisa nge-charge batere di sini.
Ketika menunggu kapal berangkat, udara memang terasa panas. Akan tetapi jika kapal sudah mulai bergerak, maka perlahan-lahan akan berganti dengan udara sejuk dari angin laut yang sepoi-sepoi. Ombak di siang hari lumayan membuat kapal bergoyang-goyang. Apalagi jika kita duduk dengan posisi di tengah-tengah kapal. Maka guncangan itu sangat terasa. Semakin kebelakang maka gocangan ombak akan semakin terasa.
Jika pulang ke Jakarta, sebaiknya memilih tempat duduk di sebelah kiri kapal. Ini kaena matahari berada di sebelah kanan kapal. Sehingga jika kita duduk di sebelah kanan akan terasa panas. Sebenarnya tidak masalah dengan naik kapal penyeberangan masyarakat. Memang waktu tempuhnya lebih lama dibandingkan dengan speed boat. Dari soal kenyamanan sih tidak bermasalah juga, toh di kapal penyeberangan masyarakat bisa menikmati angin laut yang sepoi-sepoi sepuasnya.
Kunjungi juga 3 Objek Wisata Pulau Yang Recommended dan Terdekat Dari Jakarta
Dari soal harga tentu saja jauh lebih murah kapal penyeberangan masyarakat dibandingkan dengan speed boat. Apalagi dengan naik kapal penyeberangan masyarakat tidak perlu membayar tiket masuk pelabuhan. Beda halnya jika naik speed boat yang hars membayar tiket masuk Ancol yang harganya hampir mendekati harga tiket Kapal Penyeberangan Masyarakat.
Hanya saja, pelabuhan Muara Angke memang sudah saatnya dibenahi. Bayangkan saja, kapal yang ada di sana bisa berjajar hingga 4 kapal. Itu artinya jika kapal kita berada pada deretan keempat maka kita harus berjalan melompati tiga kapal untuk bisa mencapai kapal yang kita tuju.
Bagi yang sudah terbiasa OK lah. Tapi ada banyak juga lho penumpang anak-anak dan lansia. Sehingga kalau menurutku sebenarnya pelabuhan kapal penyeberangan masyarakat Muara Angke ini sangat tidak layak. Dari segi keamanan juga sangat tidak memenuhi syarat. Sewaktu-waktu jika kita tidak berhati-hati bisa saja jatuh ke bawah yang lumayan keruh airnya.
Tapi seburuk apapun kondisinya yang namanya liburan harus selalu dinikmati. Jadi perjuangan mencapai pelabuhan Muara Angke dari kapal penyeberangan masyarakat anggap saja sebuah pengalaman yang menyenangkan dan tidak akan pernah terlupakan.[]
destinasi wisata pulau seribu, enjoyjakarta, greater wisata jakarta, liburan di jakarta, transportasi jakarta, wisata indonesia, wisata jakarta
Direktori Pariwisata Dunia menyajikan keragaman tempat wisata mancangera dengan keindahan alam, budaya dan kearifan lokal serta wisata kulinernya.
Kalau mau ke pulau seribu naik apa?
Karena letaknya yang tersebar di kawasan pantai utara Jakarta, wisatawan harus menaiki moda transportasi laut seperti kapal feri maupun kapal cepat atau speed boat menuju kawasan kepulauan Seribu.
Berapa biaya nyebrang ke pulau seribu?
Muara Angke-Pulau Kelapa: Rp 85.000 (3 jam) Muara Angke-Pulau Pramuka: Rp 75.000 (2,5 jam) Muara Angke-Pulau Tidung: Rp 75.000 (2,5 jam) Muara Angke-Pulau Pari: Rp 65.000 (2 jam)
Berapa lama perjalanan dari Jakarta ke Kepulauan Seribu?
Dengan jarak hanya berkisar 2-4 jam dari Jakarta, rasanya berlibur ke Pulau seribu adalah hal yang logis. Kalau pengen murah disarankan berangkat ke pulau seribu bisa dari dermaga nelayan Muara Karang.
Apakah ke pulau seribu Harus antigen?
“Tiap wisatawan yang datang berlibur harus menunjukan hasil test swab atau rapid antigen. Jika tidak membawa surat hasil swab, maka diminta untuk melakukan rapid test antigen ditempat yang sudah disediakan oleh tim kesehatan,” pungkasnya.