Jakarta – Banyak wanita hamil menanyakan apakah aman naik motor ketika hamil muda. Sebenarnya, naik motor cukup aman kok untuk ibu hamil asalkan lebih berhati-hati.
Dilansir Firstcry Parenting, risiko mengendarai motor selama trimester pertama lebih sedikit dibandingkan dengan ketika trimester akhir kehamilan, Bun. Kalau Bunda mau naik motor ketika hamil muda, harus dikonsultasikan dulu ya dengan dokter.
Bunda perlu
berhati-hati, mengingat motor tidak memiliki pelindung jika terjadi kecelakaan. Seluruh aturan dan instruksi keselamatan juga harus dipatuhi untuk membantu mengurangi risiko kecelakaan.
Menurut dr. H Risanto Siswosudarmo, SpOG(K) mengatakan sepanjang kehamilan enggak bermasalah, ibu hamil bisa aja berkendara pakai sepeda motor. Tapi, kalau udah hamil tua misalnya 9 bulan, keseimbangan kita bisa agak sedikit terganggu.
“Secara keseimbangan, yang lagi nggak hamil bonceng motor
sebaiknya hadap ke depan. Hamil muda juga sebaiknya menghadap ke depan karena bisa berpijak lebih kuat dan berpelukan sama suami,” kata Frizar dikutip dari detikcom.
Melansir You Motor Cycle, tubuh ibu hamil di trimester tiga mengalami banyak perubahan. Termasuk memengaruhi pusat grativitasi yang memainkan peran penting dalam mengendarai motor. Hal ini disebabkan oleh depresi yang meningkat pada bagian lumbar dan sakralis tulang belakang dan pembesaran perut secara
bertahap.
Ilustrasi ibu hamil muda naik motor/ Foto: iStock
Pada hamil tua, gerakan wanita juga menjadi lebih canggung dan lebih sensitif untuk dibuat banyak gerakan. Mereka juga semakin tidak mampu mengangkat berat. Sedangkan naik motor memberikan tekanan khusus pada tubuh.
Saat
mengendarai motor, rahim wanita hamil akan terkena guncangan dan getaran yang dapat memengaruhi implantasi embrio di tahap awal kehamilan. Sedangkan pada trimester kedua dan ketiga, dapat menyebabkan kerusakan ligamen yang menopang rahim atau jika terjadi kecelakaan akan menyebabkan kerusakan permanen pada janin.
Perlu diingat juga jika ibu hamil sangat mungkin mengalami
peningkatan stres, konflik dengan pengguna jalan lain, dan juga cidera. Peristiwa semacam itu menyebabkan munculnya emosi negatif, stres, kegelisahan, dan kecemasan. Dikhawatirkan akan mempengaruhi perkembangan otak, melemahkan perkembangan kognitif anak, dan juga terkait dengan gangguan konsentrasi pada usia satu tahun.
Nah, jadi ibu hamil di trimester terakhir lebih berisiko ya, Bun, saat naik motor dibanding saat hamil muda. Semoga membantu!
Untuk tahu informasi terkini tentang
Raffi dan Nagita klik di sini ya.
Bunda juga bisa simak penjelasan kenapa kaki bengkak ketika hamil di video berikut ini ya.
[Gambas:Video Haibunda]
(sih/rap)
Sebagian orang ketika ingin bepergian jauh lebih memilih menggunakan motor ketimbang alat transportasi lainnya. Alasannya? Dengan menggunakan motor, perjalanan akan terasa lebih lincah dan tidak ribet. Sekalipun terjebak macet, motor masih bisa mencuri celah di antara antrian kendaraan lainnya. Jika lelah, tinggal menepi di pinggir jalan. Motor bisa digunakan oleh siapa saja asal sudah memenuhi syarat untuk mengemudi, tak terkecuali ibu hamil.
Bolehkan ibu
yang sedang hamil menaiki motor ?
Sebenarnya tidak ada larangan ibu hamil yang ingin menggunakan kendaraan bermotor. Sekalipun jika ibu ingin berkendara sendiri, tak masalah asal tetap memerhatikan standar keselamatan umum. Selain itu, ibu hamil juga harus memerhatikan kondisi kesehatannya. Selama dinyatakan tidak memiliki kondisi kesehatan dan kehamilan yang tidak bermasalah, maka ibu bisa
mengendarai kendaraan bermotor. Meski begitu, tetap saja menggunakan kendaraan roda dua selama kehamilan memiliki risiko yang tinggi.
Mengapa Naik Motor Berbahaya bagi Ibu Hamil ?
Tidak ada sabuk pengaman pada kendaraan beroda dua merupakan salah satu penyebab risiko terbesar. Apalagi ketika ibu ingin mengerem mendadak. Kondisi jalan yang kurang baik menyebabkan kestabilan motor menjadi terganggu sehingga, mengakibatkan goncangan. Hal ini tidak baik bagi kandungan
ibu, terutama pada masa kehamilan trimester pertama dan trimester kedua dan bisa menyebabkan keguguran.
Naik Motor Saat Hamil Muda
Tiga bulan pertama masa kehamilan merupakan saat yang paling rawan bagi ibu hamil. Kenapa? Karena risiko penyebab keguguran masih tinggi dan sebagian ibu hamil
lebih cepat merasa lelah karena berbagai ketidaknyamanan yang terjadi pada trimester pertama seperti mual, muntah, pusing, nyeri ulu hati, sering ingin buang air kecil, dan sebagainya. Oleh sebab itu, ibu yang hamil muda harus menghindari aktivitas berbahaya untuk ibu hamil, terutama yang bisa menyebabkan guncangan atau berakibat benturan pada kandungan.
1. Mengalami
Kelelahan – Pada trimester pertama kehamilan, bayi sangat rentan mengalami keguguran. Hal ini dipengaruhi baik oleh faktor ibu, bayi, maupun lingkungan sekitar. Ibu yang hamil muda dianjurkan untuk tidak melakukan perjalanan jauh. Faktor kelelahan yang ibu peroleh akibat melakukan perjalan jauh dapat mengganggu suplai nutrisi dan oksigen untuk janin. Akibatnya, hal tersebut membahayakan bagi keselamatan janin yang dikandung.
2. Goncangan – Ibu hamil muda
sebaiknya tidak naik motor sebab goncangan dan hentakan yang mungkin diakibatkan oleh faktor kendaraan maupun jalan bisa mengganggu kehamilan. Selain berbahaya bagi kehamilan, faktor keselamatan berkendara yang minim juga bisa berdampak buruk bagi ibu. Apalagi bagi ibu hamil dengan faktor risiko, sangat tidak dianjurkan untuk bepergian menggunakan motor apalagi untuk perjalanan jauh. Sebab, resiko perdarahan bahkan keguguran lebih besar terjadi dibandingkan dengan ibu yang hamil fisiologis
(tanpa penyulit apapun).
Naik Motor Saat Hamil Tua
Beberapa negara memiliki kebijakan medis berupa larangan bagi ibu hamil 8 bulan (perkembangan janin 8 bulan) atau lebih untuk melakukan perjalanan jauh. Sebab, semakin tua usia kehamilan maka jantung dan organ tubuh ibu akan bekerja semakin berat oleh karena kebutuhan oksigen dan kebutuhan
gizi ibu hamil yang meningkat seiring perkembangannya. Volume plasma darah pun meningkat sebanyak 30-35%. Hal ini menyebabkan ibu hamil tua lebih cepat kelelahan dan daya tahan tubuh berkurang.
Ketidaknyamanan – Rasa tidak nyaman yang dialami ibu pada trimester ketiga adalah sesak napas. Selama periode ini, rahim telah mengalami pembesaran hingga
mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan. Perbesaran rahim turut memberi tekanan pada diafragma sehingga ibu sering kesulitan atau sesak napas. (Baca juga : cara mengatasi sesak nafas saat hamil)
Pusing dan Mengantuk – Selama masa-masa akhir kehamilan tekanan darah yang rendah dan perut yang membesar dapat membuat ibu merasa pusing dan
mengantuk. Dalam kondisi yang demikian, sangat berbahaya jika ibu melakukan perjalanan jauh apalagi menggunakan motor. Gangguan pada kehamilan trimester ketiga berisiko menyebabkan kelahiran bayi kurang bulan (kelahiran prematur).
Cara Aman Naik Motor bagi Ibu Hamil
Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan ibu hamil jika memang dalam suatu kondisi tertentu terpaksa harus menggunakan
roda dua agar kehamilannya tetap aman, sebagai berikut :
Menggunakan pengaman – Jika pada pengendara umumnya harus menaati peraturan standar keamanan berkendara, maka pada ibu yang sedang hamil harus melakukan pengamanan yang lebih ekstra demi menjaga keselamatan ibu dan janin. Memakai helm yang sudah terstandarisasi, memakai jaket dan demi terhindar dari goncangan yang berbahaya bagi kandungan, ada baiknya ibu juga menggunakan sabuk pengaman yang khusus dibuat untuk
ibu hamil. (Baca juga : cara mencegah keguguran saat hamil)
Jangan ngebut – Baik berkendara sendiri maupun dibonceng orang lain, berkendara dengan menggunakan roda dua harus dalam kecepatan normal. Berhati-hati pula dengan kondisi jalan yang berlubang.
Istirahat – Jangan memaksakan diri. Jika memang ibu merasa lelah, ada baiknya berhenti
sejenak untuk mengistirahatkan diri. Jangan memforsir diri sendiri secara berlebihan. Ingat, ada dua nyawa yang harus ibu lindungi, yakni ibu dan janin yang dikandung. (Baca juga : cara menjaga kehamilan agar tetap sehat)
Posisi duduk – Duduk mengangkang adalah posisi yang paling aman saat menaiki kendaraan roda dua. Tetapi hal ini sulit dilakukan
terutama, bagi ibu yang memasuki usia kehamilan tua. Dalam keadaan perut yang sudah membesar, sebaiknya ibu duduk dalam keadaan menyamping meskipun, hal ini menyebabkan tidak seimbang antara tubuh dan motor. Duduk menyamping demi menghindari tekanan dan membuat perut ibu lebih bebas.
Tips Melakukan Perjalanan Jauh Bagi Ibu Hamil
Perjalanan jauh memang tidak begitu dianjurkan untuk ibu dalam kondisi hamil. Meski begitu, tidak juga ada larangan yang menyatakan bahwa ibu hamil sama
sekali tidak boleh bepergian (tergantung kondisi kesehatan ibu dan kandungannya). Beberapa tips untuk ibu hamil yang akan melakukan perjalanan jauh, berikut ini :
- Periksakan kesehatan ibu dan janin ke petugas kesehatan (dokter kandungan atau bidan) sebelum melakukan perjalanan. Ini untuk memastikan kondisi janin dalam kondisi yang baik jika ingin bepergian.
- Pastikan bahwa di tempat yang dituju terdapat layanan kesehatan atau paling tidak dekat dengan layanan kesehatan.
Hal ini untuk memudahkan Anda memeriksakan kondisi kehamilan ketika sudah sampai. Juga apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, bisa langsung mendapatka penanganan. - Persiapkan transportasi yang nyaman. Jika menggunakan kendaraan pribadi, pastikan kendaraan dalam kondisi yang baik. jika menggunakan transportasi umum, pastikan jadwal keberangkatan agar tidak tergesa-gesa. Demi kenyamanan ibu, pilihlah transportasi umum yang nyaman.
- Membawa vitamin maupun obat-obatan yang
telah diberikan oleh dokter maupun bidan. - Tidak jajan sembarangan saat diperjalanan.
- Jangan memakai pakaian yang ketat dan sepatu yang ber-hak. Pakailah pakaian yang longgar, gunakan jaket jika memilih untuk naik motor, memakai alas kaki yang nyaman.
- Jika lelah, jangan menunda untuk beristirahat selama di perjalanan. Jika memakai kendaraan pribadi, anda bisa mampir di tempat persinggahan atau di wilayah yang aman. Jika menggunakan transportasi umum, bumil dianjurkan untuk
tidak berlama-lama duduk. Lakukan peregangan untuk menghindari sakit punggung. - Menggunakan tabir surya (sunblock) untuk melindungi kulit dari terik matahari. Hormon kehamilan menyebabkan ibu hamil lebih sensitif pada paparan sinar Ultra Violet.
- Menggunakan asuransi perjalanan.
Bolehkah perjalanan jauh naik motor saat hamil muda?
Boleh–boleh saja jika ingin mengendarai atau naik motor saat sedang hamil. Namun, disarankan setelah memasuki trimester kedua kehamilan. Hal tersebut juga dilakukan dengan catatan, yaitu kondisi ibu dan janin sehat dan tidak berisiko apa pun.
Apakah ibu hamil boleh perjalanan jauh menggunakan motor?
Sebenarnya ibu hamil tidak disarankan melakukan perjalanan jauh, baik dengan mobil, kapal, pesawat, apalagi motor. Perjalanan jauh tak hanya membuat tubuh menjadi lelah, tetapi janin juga bisa merasa stres. Bunda juga tidak dapat membaringkan badan dan mungkin harus duduk berjam-jam.
Berbahayakah guncangan kendaraan saat hamil?
Bagi Anda yang hamil muda, sebisa mungkin hindarilah keadaan yang bisa mengakibatkan guncangan saat naik motor atau naik ojek. Di dalam kandungan, janin terlindungi dengan baik oleh air ketuban. Salah satu fungsi air ketuban ini adalah untuk melindungi janin dari guncangan yang keras.
Bolehkah hamil trimester pertama melakukan perjalanan jauh?
Saat trimester pertama kehamilan, ibu hamil memang tidak disarankan untuk banyak bepergian, terutama bila jarak yang ditempuh cukup jauh. Hal ini dikarenakan gejala morning sickness yang masih sering terjadi, sehingga tubuh mudah lelah dan dapat meningkatkan risiko keguguran.