Apa yang dimaksud dengan pendekatan berbasis teks dalam pembelajaran bahasa Inggris?


Mohon baca diskripsi terlebih dahulu sebelum belanjaBuku ini berisi petunjuk praktis penerapan pendekatan berbasis teks (genre-based approach) dalam pengajaran bahasa Inggris yang dapat diaplikasikan untuk pembelajar di berbagai tingkat pendidikan, mulai SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi.
Melalui pengajaran bahasa Inggris yang berbasis teks dan literasi, dengan kegiatan membaca dan menulis yang intensif dan komprehensif, seperti yang dipaparkan dalam buku ini, siswa pun akan didorong untuk mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kemampuan yang sangat mendesak untuk dikembangkan di Indonesia dewasa ini. Berkaitan dengan pendidikan karakter, buku ini juga memperlihatkan bagaimana karakter siswa bisa dibangun melalui pengajaran berbagai jenis teks. Selain itu, berkaitan dengan program literasi yang telah dicanangkan oleh pemerintah, buku ini juga sangat relevan karena membahas mengenai bagaimana caranya mengembangkan kemampuan literasi siswa.
Meskipun berfokus pada pengajaran bahasa Inggris, namun konsep serta langkah-langkah yang dilakukan sangat relevan dengan pengajaran bahasa lainnya.

Terima kasih sudah berbelanja di toko kami…jangan lupa berikan bintangnya

Bagi guru bahasa Inggris, terutama yang mengajar di institusi pendidikan formal seperti SMP dan SMA, istilah pembelajaran berbasis teks (Text based Approach) barangkali sudah tidak asing lagi. TBA merupakan pendekatan dalam pengajaran bahasa yang berangkat dari premis bahwa bahasa adalah rangkaian kode yang digunakan dalam aktifitas merangkai makna (meaning making) yang bersifat sosial dan terstruktur. Secara garis besar, penggunaan bahasa adalah sebuah proses terstruktur yang memiliki karakter tersendiri pada setiap peristiwa tindak tuturnya. Sebagai contoh, transaksi jual beli memiliki karakter bahasa yang tentunya berbeda dengan pidato kampanye politik. Transaksi jual beli umumnya akan terdiri dari fitur-fitur kebahasaan seperti numerik, kalimat interrogative, adverbs of quantitiy, dst. Diskusi mendalam tentang TBA ini akan dibahas ditulisan lain. Adapun tulisan ini ditujukan untuk berbagi langkah-langkah praktis dan sederhana penerapan TBA di ruang kelas karena meskipun TBA merupakan istilah yang seringkali kita dengar, namun banyak guru yang belum memahami penerapannya.

Dalam TBA, prinsip pengajarannya adalah eksplisit, sistematik, berdasarkan kebutuhan (needs based), kritis, dan menumbuhkan kesadaran (consciousness raising). Dalam penerapannya, terdapat lima langkah atau siklus pembelajaran (teaching and learning cycle) dimana peran guru secara bertahap dikurangi hingga pada akhirnya siswa diberi peran secara mandiri (scaffolding). Lima langkah tersebut adalah: 

  1. Building knowledge of the field
  2. Text modelling
  3. Joint Construction
  4. Independent Construction
  5. Linking related text

Building knowledge of the field adalah tahapan awal dalam pembelajaran yang bertujuan untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang teks yang akan dipelajari, fungsi sosial atau penggunan teks yang akan dipelajari dalam konteks tindak tutur, sosial dan budaya serta membangun kesamaan pemahaman tentang topik yang akan dipelajari. Hal ini untuk mempersiapkan siswa untuk lebih mampu mengaitkan apa yang akan dipelajari dengan pengalaman mereka. Menyiapkan siswa dalam pembelajaran dengan memanfaatkan prior knowledge sangat efektif dalam memudahkan siswa memahami materi. Langkah-langkah dalam Building knowledge of the field dapat berupa sesi tanya jawab pengalaman, penggunaan media atau sumber-sumber belajar autentik yang ada di sekitar. Misalnya, untuk teks prosedur, guru dapat menggunakan resep-resep masakan atau tata cara penggunaan alat elektronik atau obat-obatan yang ada disekitar yang mudah ditemukan oleh siswa. Guru menjelaskan fungsi dari teks prosedur yaitu menjelaskan langkah-langkah pengerjaan atau melakukan sesuatu. Teknik lainnya dapat juga digunakan disesuaikan dengan topik dan jenis teks yang akan dipelajari. Dalam penyampaiannya, guru diharapkan dapat menjelaskan secara eksplisit dengan pemanfaatan media atau sumber belajar yang autentik.

Text Modelling atau dekonstruksi teks adalah langkah dimana guru menyajikan contoh atau model teks sebagai pedoman pembelajaran. Text model dapat menggunakan beberapa teks sesuai materi. Namun, dianjurkan agar tidak terlalu banyak agar pembelajaran terfokus. Pada tahap ini, guru menjelaskan secara eksplisit tentang struktur teks (generic structure) dan fitur kebahasaan (language features) dari teks yang dibahas. Misalnya, untuk teks prosedur, strukturnya adalah Goals/Purposes, Materials/Tools, dan Steps/Procedures. Dengan bantuan media atau materi autentik, guru secara eksplisit menjelaskan struktur teks tersebut kepada siswa. Selanjutnya, pembahasan dilanjutkan dengan elaborasi fitur kebahasaan. Misalnya, untuk teks prosedur, fitur kebahasaan yang umum ditemukan adalah Adverbial of sequence, Imperative sentence, Action Verbs, dan Simple Present Tense. Dalam tahapan ini, sekali lagi, generic structure dan language features dijelaskan secara eksplisit yang bertujuan untuk membangun pemahaman metalanguage siswa terkait topik yang dibahas. Pembelajaran fitur kebahasaan dapat menggunakan beragam aktivitas pembelajaran atau teknik sesuai materi dan karakteristik siswa.

Langkah berikutnya adalah Joint Construction atau Guided Practice dimana guru dan murid secara bersama-sama. Dengan bimbingan guru, siswa diminta untuk mengkonstruksi teks secara bersama-sama dengan berpedoman pada fungsi sosial, struktur teks, dan fitur kebahasaan yang telah dipelajari.

Selanjutnya adalah Independent Construction dimana siswa secara mandiri mengkonstruksi teks sendiri dengan tetap berpedoman pada apa yang telah dipelajari. Langkah terakhir adalah Linking related text yaitu menghubungkan teks yang telah dipelajari dengan jenis teks lainnya agar siswa dapat secara kritis membandingkan teks yang telah dipelajari dengan teks lain atau teks sejenis namun dalam konteks yang berbeda.

Siklus pembelajaran (Teaching and Learning Cycle) diatas tidak harus dituntaskan dalam satu pertemuan, akan tetapi dapat dipecah menjadi beberapa pertemuan. Penting untuk diingat bahwa dalam Text based Approach, prinsip-prinsip pembelajarannya harus dijalankan, terutama penjelasan yang eksplisit, penggunaan materi autentik, dan pembelajaran sistematis. Dalam penerapannya, guru tidak perlu terbebani dengan fitur kebahasaan yang terlalu banyak. Materi cukup difokuskan pada fitur kebahasaan yang disesuaikan dengan level kemampuan siswa dan konteks penggunaannya. Yang diperlukan adalah pemahaman siswa pada ketiga aspek yaitu Social function, Generic Structure, dan Language Feature yang terfokus sehingga pada akhirnya mampu mentransfer apa yang telah dipelajari dan mengkonstruksi teks secara mandiri (baik tertulis maupun oral) dan secara kritis mampu mengevaluasi dan merefleksi teks.

Pembelajaran bahasa Inggris menggunakan TBA ini tidak hanya diperuntukkan untuk teks tertulis namun juga teks verbal atau oral. Adapun dalam penerapannya dapat mengikuti langkah-langkah teaching and learning cycle yang sudah dibahas diatas.

Referensi

Derewianka, B. & Jones, P. (2016). Teaching language in context (2nd ed.) South Melbourne, Vic: Oxford University Press.

Feez, S., Joyce, H. (1998). Text based Syllabus Design. Sydney: National Centre for English Language Teaching and Research, Macquarie University.

Apa yang dimaksud dengan pendekatan berbasis teks?

Pembelajaran berbasis teks merupakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan sesuai dengan teks yang diajarkan. Pada pembelajaran berbasis teks di kelas, siswa dituntut untuk memahami setiap jenis teks kemudian mendemonstrasi struktur isi dan bahasanya.

Langkah langkah pendekatan berbasis teks?

Feez (1998: 28) merinci kegiatan pembelajaran berbasis teks dalam siklus yang terjadi dari lima tahap, yakni 1) membangun konteks, 2) memberikan model dan dekonstruksi teks, 3) membentuk teks bersama, 4) membuat teks secara mandiri, dan 5) menautkan teks yang terkait.

4 Langkah pembelajaran berbasis teks?

Teks dipandang sebagai satuan bahasa yang bermakna secara kontekstual. Metode pembelajaran bahasa Indonesia pada jenjang SMP, SMA, dan SMK terdiri atas empat tahap, yaitu: 1) tahap pembangunan konteks, 2) tahap pemodelan teks, 3) tahap pembuatan teks secara bersama-sama, dan 4) tahap pembuatan teks secara mandiri.

Hal apakah yang mendasari terbentuknya pembelajaran berbasis teks?

Hal yang menjadi dasar mengapa teks dijadikan basis dalam pembelajaran Kurikulum 2013 adalah (1) melalui teks kemampuan berpikir siswa dapat dikembangkan; dan (2) materi pembelajaran berupa teks lebih relevan dengan karakteristik Kurikulum 2013 yang menetapkan capaian kompetensi siswa yang mencakupi ketiga ranah …



Selengkapnya Disini

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *