Hampir setiap tahun, jurusan atau program studi (prodi) Pendidikan Dokter atau Kedokteran Gigi jadi salah satu terfavorit anak-anak jurusan IPA.
Teknologi di era 4.0 belum mampu menukar peran seorang dokter untuk melayani pasien. Itulah mengapa, profesi ini selamanya jadi pilihan. Tak heran jika jurusan Kedokteran jadi jurusan IPA paling favorit tiap-tiap tahunnya.
Tidak hanya mulia, bekerja sebagai dokter juga merupakan profesi yang bergengsi dan dinilai mempunyai prospek pendapatan yang menjanjikan. Kamu mampu membuka praktek sendiri atau mengabdi di rumah sakit dan klinik.
Meski begitu, jadi kuliah di prodi kedokteran mampu jadi bukan hal yang mudah. Sehingga untuk mampu menekuni perkuliahan dengan lancari tersedia sebagian “ skill” yang mesti anda asah. Melansir Rencanamu.id, selanjutnya sejumlah skill yang mesti anda mempunyai yang nantinya memilih “kecocokan” anda dengan prodi Kedokteran atau Kedokteran Gigi.
1. Minat
Passion yang dalam bhs Indonesia berati “gairah” atau “semangat” jadi modal penting yang anda mempunyai untuk jadi dokter.
Perlu dipahami, untuk mampu menekuni praktek, apalagi jadi dokter spesialis, perjalanan yang dapat anda lalui dapat sangat panjang.
Menurut dokter lazim sekaligus narasumber 101 Youthmanual Sania, passion sangat penting bagi mahasiswa kedokteran supaya kuliah tak putus di sedang jalan. “Kalau sebenarnya sudah mempunyai passion [menjadi dokter], tentu mampu kok studi apa saja,” menyadari Sania.
2. Suka Biologi
Bila anda menyukai pelajaran Biologi, kemungkinan anda sesuai dengan prodi kedokteran. Sebab, Biologi jadi salah satu pelajaran yang paling sering anda pelajari sementara jadi mahasiswa kedokteran. Seandainya anda tidak puas dengan pelajaran ini, cobalah acuhkan ulang apa betul anda sangat punya niat untuk masuk prodi kedokteran?
3. Tekun dan prinsip kuat
Ketekunan dan prinsip untuk tetap studi mesti dimiliki oleh mahasiswa kedokteran. Ujian kuliah mampu jadi “santapan” harian, supaya akhir pekan pun mesti berkenan belajar.
Selain itu, usai jadi Sarjana Kedokteran, mahasiswa juga mesti menekuni program profesi atau Koas dalam kurun sementara 1-1,5 tahun sekaligus tahap yusidium untuk mampu mempunyai title dokter (dr.).
Lalu, untuk mampu membuka praktik, dokter muda mesti lolos Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) yang materi ujiannya tidak mudah. Namun, itu baru “setengah jalan” jika anda mengidamkan mengambil Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dan Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS) atau jika kesulitan membuat tugas bisa menggunkan jasa referat kedokteran.
“Sebetulnya tersedia aja mahasiswa yang malas-malasan. Tapi mereka yang begitu dapat tereliminasi dengan sendirinya, kok. Setiap tahun, tersedia banyak juga mahasiswa Kedokteran yang berguguran,” cerita Shabrina, alumni FK Universitas Indonesia.
4. Kepedulian
Misi mulia jadi seorang dokter ialah membantu orang lain. Bila anda mempunyai kepedulian tinggi, maka siapa saja orang yang berobat, apa pun penyakitnya, anda dapat mempunyai motivasi untuk membantu mereka.
Modal inilah yang dapat membuat anda ringan untuk mengembangkan karier sebagai seorang dokter dan disukai oleh banyak pasien.
5. Komunikasi
Tugas dokter sejatinya tak hanya mendengar keluhan pasien dan kemudian mengimbuhkan obat. Seorang dokter sebaiknya juga mampu mengemukakan pengetahuan dan analisanya pada sebuah penyakit pada pasien.
Kemampuan berkomunikasi dapat memudahkan dokter untuk berinteraksi dengan segala macam pasien, berasal dari tingkat usia yang berbeda, ekonomi berbeda, apalagi pendidikan yang berbeda. Dengan begitu, perawatan dan pengobatan yang diberikan mampu lebih efektif.
6. Cepat dan akurat
Sejak di bangku kuliah, mahasiswa FK sudah dituntut untuk mampu melakukan tindakan dan berpikir dengan cepat, tapi selamanya akurat. Ketelitian, keterampilan tangan, dan juga kesigapan dalam bergerak sangat diperlukan.
7. Detail
Selain cekatan, seorang dokter juga mesti mampu bekerja secara detail. Ada banyak hal yang mesti ditunaikan secara detail, jika dalam berikan dosis obat, laksanakan jahitan dan banyak hal lain.
Kemampuan teliti dapat membantu seorang dokter menegakkan diagnosa tepat. Tanpa kemampuan ini, dokter mampu saja laksanakan kekeliruan diagnosa yang berbahaya.